Sosialisasi Pembuatan Probiotik Alami: Langkah Strategis Mendukung Keberlanjutan Budidaya Ikan Lele di Desa Sembung dalam Program Bina Desa Sembung FKP UNUD 2024

Dalam upaya meningkatkan keberlanjutan dan produktivitas budidaya ikan lele di kalangan masyarakat pembudidaya Desa Sembung, kegiatan sosialisasi pembuatan probiotik alami berhasil dilaksanakan pada Rabu, 11 Desember 2024. Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk mendukung praktik budidaya yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Meskipun cuaca hujan saat kegiatan berlangsung, antusiasme peserta tetap tinggi, mencerminkan semangat besar untuk mempelajari pembuatan probiotik alami untuk budidaya yang dijalankan. Kegiatan ini menghadirkan Bapak I Gusti Ngurah Lanang Dauh, S.E., sebagai pembicara utama dan pendamping dalam kegiatan ini. Beliau menyampaikan materi komprehensif mengenai cara pembuatan probiotik alami yang sesuai untuk kapasitas 50 liter air, guna mendukung keberlanjutan budidaya ikan lele. Materi yang disampaikan mencakup langkah-langkah rinci, dari persiapan bahan hingga manfaat probiotik dalam meningkatkan kualitas kesehatan ikan dan air.

Acara dimulai dengan demonstrasi langsung dari Bapak Gung Lanang yang menjelaskan detail teknis pembuatan probiotik alami, termasuk penggunaan bahan-bahan seperti daun kates, daun pare bali, daun manggis, daun sirsak, daun intaran bali, kunyit, lengkuas, molase, dan probiotik probio-7 hingga proses fermentasi di dalam drum. Beliau menegaskan, “Proses ini tidak hanya sederhana, tetapi juga berkelanjutan karena memanfaatkan bahan yang mudah ditemukan di sekitar kita” ungkapnya.

Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya penggunaan bahan-bahan alami seperti daun pepaya, kunyit, lengkuas, dan molase, yang tidak hanya mendukung pertumbuhan mikroorganisme baik tetapi juga mampu meningkatkan kualitas air kolam. “Probiotik alami ini berfungsi tidak hanya sebagai pendukung pencernaan ikan, tetapi juga sebagai penyeimbang ekosistem mikro di kolam budidaya, yang akhirnya meningkatkan kualitas daging ikan,” ujar Bapak Lanang dalam salah satu sesi wawancaranya.

Sosialisasi ini berlangsung tanpa kehadiran dosen fakultas kelautan dan perikanan universitas udayana dan dosen pembimbing lapangan karena kendala yang tidak dapat dihindarkan. Namun, suasana tetap kondusif berkat partisipasi aktif dari kelompok budidaya, yang terlihat sangat tertarik pada materi yang disampaikan. Salah seorang peserta menanyakan, “Bagaimana memastikan probiotik yang dibuat ini efektif dalam jangka panjang?” Bapak Gung Lanang menjawab dengan antusias, “Kuncinya adalah pada proses fermentasi yang baik, menjaga kebersihan alat, dan memastikan bahan utama seperti probio-7 dan molase tersedia dalam kualitas terbaik” ujarnya.

Salah satu kelompok budidaya, Bapak Made Suyasa, yang merupakan ketua kelompok budidaya Mina Ayu Desa Sembung, menyatakan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Kami sangat bersyukur atas pengetahuan yang diberikan hari ini. Dengan probiotik alami, kami berharap dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia dan meningkatkan hasil panen kami secara berkelanjutan,” ujarnya penuh semangat. Acara diakhiri dengan pembagian brosur panduan teknik budidaya ikan lele yang baik oleh tim pelaksana kepada perwakilan kelompok budidaya yang hadir. “Kami merasa senang mendapatkan informasi yang praktis dan bermanfaat seperti ini. Dengan probiotik, kami berharap hasil budidaya kami semakin meningkat,” ungkap salah satu anggota kelompok budidaya dengan antusias.

Implikasi dari kegiatan ini sangat positif, karena diharapkan dapat meningkatkan efisiensi budidaya ikan lele, mengurangi ketergantungan pada bahan kimia, serta mendukung keberlanjutan ekosistem perairan. Dengan pengetahuan yang telah diperoleh, para kelompok budidaya diharapkan mampu mengimplementasikan teknik ini dalam usaha budidaya mereka, sehingga memberikan manfaat ekonomi dan ekologis yang berkelanjutan untuk Desa Sembung.