Danau Batur "Berbicara": Akankah Kita Mendengar Peringatan Sebelum Bencana Berikutnya?

Danau Batur, permata terbesar di Bali, tak hanya memukau mata, namun juga menjadi urat nadi ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitarnya. 

Namun, di balik keindahannya, danau ini menyimpan permasalahan kronis: kematian massal ikan yang rutin terjadi hampir setiap tahun sejak 2011. Catatan menunjukkan, insiden kematian massal ikan besar menimpa Danau Batur pada 2017, 2021, dan kembali terjadi pada 2025, membentuk pola siklus empat tahunan yang mengkhawatirkan. 

Kejadian berulang ini bukan sekadar insiden, melainkan masalah serius yang mendesak perhatian karena berkaitan dengan proses aktivitas danau yang tidak dapat dicegah, namun dapat dihindari.

Kejadian ini butuh mendapat perhatian serius karena hal ini berkaitan dengan proses aktivitas danau yang tidak dapat dicegah namun dapat dihindari. Sebagai salah satu danau yang memiliki karakter unik, Danau Batur terbentuk dari aktivitas vulkanik dan merupakan bagian integral dari Gunung Batur. 

Bentuknya yang menyerupai mangkuk tanpa inlet maupun outlet membuat fluktuasi muka air dan proses kimia serta fisika di dalamnya sangat bergantung pada kondisi lingkungan. Akibatnya, apa pun yang masuk ke dalamnya akan terakumulasi di dasar perairan tanpa bisa dikeluarkan.Kejadian kematian massal ikan di Danau Batur sangat erat kaitannya dengan proses upwelling atau turnover yang diartikan sebagai pembalikan massa air. Singkatnya, turnover terjadi ketika suhu air di permukaan sama atau lebih dingin dibandingkan di dasar perairan dan juga dipicu oleh hembusan angin. 

Suhu air berhubungan dengan berat massa air; semakin dingin suhu air, semakin berat jenis airnya. Saat suhu permukaan air lebih rendah, berat jenis air di permukaan akan lebih besar, menyebabkan air permukaan turun ke bawah dan air di dasar perairan yang lebih ringan akan naik menggantikannya.

Proses inilah yang membuat material yang selama ini terakumulasi di dasar perairan Danau Batur naik ke permukaan. Inilah mengapa saat terjadi kematian massal ikan, kita melihat perubahan warna air. Berdasarkan data penelitian, material dan zat kimia yang terakumulasi di dasar perairan antara lain nitrat, fosfat, amonia, dan sulfur. 

Amonia dalam dosis tinggi bersifat racun mematikan bagi ikan, sementara sulfur akan mengikat oksigen di perairan, menyebabkan kandungan oksigen sangat rendah, kondisi yang mematikan bagi ikan.

Fenomena turnover ini memang tidak bisa dicegah, namun kita dapat memprediksinya sehingga petani ikan di Danau Batur dapat menghindari kejadian kematian massal ikan di karamba budidayanya. Salah satu parameter air yang dapat dijadikan indikator adalah suhu air danau dan kecepatan hembusan angin.

Dari hasil penelitian yang kami lakukan, profil suhu di dasar perairan Danau Batur berkisar di 23°C sepanjang tahun. Hasil pencitraan satelit juga menunjukkan bahwa suhu permukaan Danau Batur paling dingin biasanya terjadi antara bulan Juni hingga Agustus. 

Oleh karena itu, petani ikan di Danau Batur harus waspada ketika suhu permukaan air danau mencapai 23°C atau di bawahnya. Berdasarkan data ini, saya merekomendasikan agar Pemerintah Kabupaten Bangli, melalui dinas terkait, dan juga para petani ikan di Danau Batur untuk menghindari proses budidaya ikan pada bulan Juni hingga Agustus. Artinya, Danau Batur perlu "diistirahatkan" dari aktivitas budidaya selama periode waktu ini. 

Jika budidaya ikan sistem Keramba Jaring Apung (KJA) masih ingin dilakukan, perlu diatur dengan kalender budidaya yang berada di antara bulan September hingga Mei. Langkah ini tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi kesehatan Danau Batur, tetapi juga secara signifikan menghindari kerugian besar bagi para petani ikan.

Dengan memahami karakter unik Danau Batur dan memanfaatkan data penelitian yang ada, kita tidak lagi sekadar bereaksi terhadap bencana berulang, melainkan mampu mengambil langkah proaktif untuk menghindarinya. Ini adalah investasi jangka panjang untuk keberlanjutan ekonomi masyarakat dan kelestarian ekosistem Danau Batur yang tak ternilai.