Universitas Udayana Menggagas Kolaborasi Multi-Pihak untuk Budidaya Lele yang Efisien dan Berkelanjutan di Bali
Jimbaran, Bali – 11 Agustus 2025 – Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) Universitas Udayana (Unud) menjadi tuan rumah Focus Group Discussion (FGD) yang bertajuk “Menuju Budidaya Ikan Lele yang Efisien dan Berkelanjutan di Bali”. Acara yang diselenggarakan di Living Lab, Gedung Baruna, Kampus Bukit Jimbaran ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk membahas tantangan dan merumuskan solusi strategis dalam industri budidaya lele di Pulau Dewata.
FGD ini dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali, penyuluh perikanan, praktisi pembudidaya lele, perwakilan industri pakan dari PT Cargill Indonesia, serta para akademisi dari FKP Unud.
Dalam sambutannya, Dekan FKP Unud, Prof. I Wayan Nuarsa, menekankan pentingnya budidaya lele yang berkelanjutan untuk dapat memenuhi tingginya permintaan di Bali. Hal ini sejalan dengan data yang dipaparkan oleh DKP Provinsi Bali yang menunjukkan adanya kesenjangan signifikan antara ketersediaan lele lokal (3.919 ton) dengan total kebutuhan di provinsi yang mencapai 50.495 ton.
"Kami berharap budidaya lele dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk memasok kebutuhan atau demand produk lele di Provinsi Bali," ujar Prof. Nuarsa.
Diskusi mendalam mengupas berbagai tantangan utama yang dihadapi para pembudidaya. Beberapa isu krusial yang mengemuka antara lain harga pakan yang mahal sementara harga jual lele di pasaran cenderung rendah dan tidak stabil akibat permainan tengkulak. Selain itu, para praktisi juga menyuarakan kesulitan dalam mengakses pasar yang sudah terstruktur, kualitas induk yang menurun, serta stigma negatif di masyarakat mengenai pakan lele.
Menanggapi permasalahan tersebut, FGD ini menghasilkan beberapa kesepakatan dan rencana tindak lanjut yang melibatkan kolaborasi aktif dari seluruh pihak:
· Peran Akademisi: FKP Unud akan menjadi pusat pemuliaan untuk menghasilkan induk lele unggul, melakukan riset pakan alternatif seperti cacing sutera dan maggot, serta memberikan pendampingan kepada 130 kelompok pembudidaya ikan di Kabupaten Badung.
· Dukungan Pemerintah: Diharapkan ada perumusan standar harga patokan lele untuk melindungi pembudidaya. Dinas terkait juga didorong untuk melanjutkan dukungan penyediaan induk berkualitas SNI dan melakukan pengawasan sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB).
· Inovasi dan Pemasaran: Mendorong branding untuk mengubah stigma negatif. Selain itu, akan diupayakan integrasi dengan platform digital untuk penjualan langsung (direct selling) produk olahan seperti lele beku.
· Manajemen Data: Akan dilakukan pemetaan spasial para pembudidaya lele untuk mempermudah penyaluran informasi dan penyusunan strategi jangka panjang.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat nota kesepahaman (MoU) yang sudah ada antara DKP Provinsi Bali dan Universitas Udayana, serta menjadi langkah awal yang konkret dalam menciptakan ekosistem budidaya lele yang lebih produktif, efisien, dan berkelanjutan di Bali.
UNIVERSITAS UDAYANA